Jumat, 30 September 2011

White Bread VS Brown Bread

Source: Bakery Indonesia Magazine edisi Juli 2008

            Di minggu kedua di kampus baru, baru nongol di perpusnya hehehe. Pertamanya sih karena disuruh baca buku Pendidikan Agama Islam, tapi ujung-ujungnya baca all about tourism :D. Jenuh juga baca teori pariwisata, pas nengok ke sudut kiri, eh ada deretan majalah Bakery Indonesia.  Tanpa pikir panjang langsung ambil langkah seribu *lebay* dan taraaaaaaaaaa ternyata majalah Bakery Indonesia jaman jabot hihihi tapi gapapa deh, belom baca juga. Ada topik menarik antara white bread dan brown bread. Sedih ga boleh pinjem majalahnya, akhirnya rangkum dan tulis tangan deh T_T. Lumayan tangan jadi berotot *lebay lagi* hahaha. Maaf ya bukan bermaksud mengajari, cuma pengen share artikel yang menurutku bagus J. Yuk langsung kita bahas! J cekidot!
            Ada 2 jenis roti dilihat dari penggunaan bahan utama (tepung terigu):
1)      White bread (roti putih)

Adalah roti yang diproduksi dari tepung terigu yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga tepung menjadi berwarna putih. Proses pengolahan ini dapat mereduksi serat gandum yang lebih banyak terdapat pada kulit ari. Kandungan total serat, serat larut, dan serat tidak larut pada roti putih (per 25 gram) hanya mencapai 0.65gr, 0.15gr, dan 0.50gr atau masing-masing 2.6%, 0.6%, dan 2%.

2)      Brown bread (roti coklat)
Adalah roti yang diproduksi dari whole grains wheat (biji gandum utuh) yang terdiri dari endosperm, baran, dan gem. Kandungan total serat, serat larut, dan serat tidak larut lebih tinggi dari white bread (per 28 gram) yaitu mencapai 2.59gr, 0.57gr, dan 2.02gr atau masing-masing 9.25%, 2.04%, dan 7.21%. Brown bread telah direkomendasikan oleh USDA Food Guide Pyramide sejak 2005. Konsumsi whole grain foods dapat mengurangi resiko jantung koroner & diabetes tipe 2. Selain itu whole grains juga kaya akan fitokimie yang bermanfaat. Keberadaan serat cenderung menimbulkan sensasi kenyang dan ini tentu saja akan membantu orang yang punya masalah kelebihan berat badan.
Wow! Perbedaannya jauh juga ya sekitar 2-3 kali lipat.hmmh, padahal klo aku liat lebih menarik white bread hehehe ternyata emang bener ungkapan “Don’t judge a book by is cover”. Wah para produsen roti harus pintar-pintar nih J.
            Serat pangan dapat digolongkan menjadi 2 jenis:
a)      Serat larut: Sangat bermanfaat bagi penurunan kadar kolesterol darah melalui 2 mekanisme yaitu pengikatan garam empedu dan pengikatan kolesterol dari saluran pencernaan. Menurunnya garam empedu dapat memicu hati untuk mengambil kolesterol dari darah kemudian mengubahnya menjadi garam empedu. Dengan demikian, tingkat kolesterol di dalam darah dapat mengalami penurunan.
b)      Serat tidak larut: Dapat membantu mengurangi resiko kanker kolon yaitu melalui penurunan waktu transit sisa makanan si saluran pencernaan.

Hmmhh…gimana nih setelah baca artikel ini? Konsumen jaman sekarang makin pintar pilih-pilih makanan. Yang bingung yah produsennya. Mau jual brown bread, biaya produksinya nambah, belom ini – itu.hihihi tapi ya balik lagi ke konsumennya, mau apa ngga beli produk sehat tapi harganya agak maharani a.k.a mahal hehehe. Apa sih yang ngga buat kesehatan? J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar